5 Hal yang Harus Dihindari ketika Belajar Pemrograman

29 April 2014
Dilihat dari sudut pandang pendidikan, hasil belajar bersifat personal. Dua puluh lima peserta didik bisa saja mempelajari satu mata pelajaran yang sama, di ruang kelas yang sama, waktu yang sama, dan guru yang sama, tapi hasil belajar diukur dari perubahan-perubahan (pengetahuan, sikap, dan perilaku) masing-masing perserta didik bersangkutan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah kegiatan belajar. Satu di antaranya adalah cara belajar itu sendiri. Dengan merujuk pada buku Quatum Learning karya Bobbi DePorter, secara umum kita dapat mengelompokkan cara belajar kepada dua bagian: cara belajar efektif dan cara belajar tidak efektif. Cara belajar efektif akan memberikan hasil yang lebih memuaskan ketimbang yang disebut terakhir.

Hal ini juga berlaku ketika kita akan belajar pemrograman. Kita tidak akan pernah bisa membuat program jika kita melakukannya dengan cara yang salah. Kalau pun itu terjadi, maka kita pasti membutuhkan waktu lebih banyak dari yang seharusnya.

Apa yang akan Anda simak melalui tulisan ini adalah kiat-kiat sederhana dari seorang penggemar pemrograman tentang hal-hal yang sebaiknya dihindari ketika mempelajari bahasa pemrograman.

#1: Ingin Cepat Bisa

Hal pertama yang perlu dihindari ketika belajar pemrograman adalah keinginan untuk menguasainya dalam waktu sangat singkat.

Meski pemrograman bukan sesuatu yang teramat sulit dipelajari, namun kita tidak mungkin menguasainya hanya dalam satu malam. Kita tidak bisa berharap menjadi seorang programer C++, misalnya, sesaat setelah buku Mudah Menjadi Programmer C++ karya Abdul Kadir selesai dibaca.

Cakupan sebuah bahasa pemrograman lebih luas dari apa yang bisa disajikan dalam sebuah buku atau artikel tutorial di blog.

Keinginan untuk cepat menguasai sesuatu akan merenggut kesenangan dari proses belajar itu sendiri yang pada akhirnya akan menjadi batu penghalang keberhasilan.

#2: Ingin Menguasasi semua Bahasa Pemrograman

Ada banyak bahasa pemrograman yang bisa kita perlajari saat ini. C++, Java, Python, PHP, dan Javascript adalah beberapa di antaranya.

Setiap bahasa pemroraman memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menguasai semua bahasa pemrograman akan sangat membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan bahasa pemrograman lain.

Yang jadi pertanyaan adalah, mungkinkah kita menguasai semuanya? Apakah kita memiliki cukup waktu untuk memlejari semuanya?

Bagi saya, keinginan untuk menguasai semua bahasa pemrograman sangat sulit diwujudkan mengingat banyaknya bahasa pemrograman itu sendiri.

Apabila saat ini Anda sedang memulai petualangan di dunia pemrograman, maka sebaiknya keinginan tersebut disimpan dulu. Bagaimanapun, keinginan tersebut akan menghilangkan fokus dari tujuan yang ditetapkan serta akan membuat petualangan semakin berat dan menyeramkan untuk dilakukan.

#3: Memulai dari Materi yang Sulit

Menurut teori, sebuah kegiatan belajar akan efektif jika dimulai dari yang mudah ke yang sulit. Melakukan sebaliknya dapat menimbulkan keputusasaan, sebuah perasaan yang pada akhirnya menuntun kita pada keputusan untuk berhenti belajar.

Itu sebabnya, dalam sistem pendidikan kita mengenal adanya penjenjangan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Apa yang dipelajari di tingkat perguruan tinggi akan kurang efektif jika harus diajarkan kepada anak-anak SD. Dari sisi psikologi, mereka yang disebut terakhir mungkin belum siap mencerna pelajaran-pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa S1.

Dalam mempelajari bahasa pemrograman PHP, misalnya, kita dapat memulainya dengan memahami variabel serta tipe-tipe data dalam PHP. Mengawalinya dengan mempelajari konsep OOP (Object Oriented Programming) bisa jadi membingungkan.

#4: Mempelajari Materi yang Kadaluarsa

Sebagai sebuah teknologi, bahasa pemrograman terus mengalami perubahan. Ketika pertama kali muncul pada pertengahan tahun 90-an, PHP hanyalah program sederhana yang digunakan penemunya, Rasmus Lerdorf, untuk mengetahui jumlah pengunjung yang melihat biografi online-nya.

Kini, PHP telah memasuki versi 5. Perubahan versi tentu bukan hanya perubahan angka, tetapi diiringi dengan penambahan dan atau penghilangan fungsi-fungsi tertentu, entah untuk meningkatkan keamanan maupun kinerja.

Salah satu fungsi PHP yang tidak dianjurkan untuk digunakan lagi adalah mysql_connect(), sebuah fungsi untuk membuat koneksi ke basis data.

Jika saat ini Anda sedang mempelajari cara bagaimana membuat koneksi ke database dengan PHP, maka sebaiknya fungsi tersebut tidak Anda gunakan. Sebagai gantinya Anda dapat menggunakan fungsi mysqli_connect() atau PDO (PHP Data Object) yang jauh lebih baik dan mendukung pendekatan OOP.

Mempelajari materi pemrograman yang kadaluarsa dapat membuat program yang kita buat tidak berfungsi sama sekali serta rentan dari segi keamanan.

#5: Menghapal bukan Memahami

Ada bagian-bagian tertentu dari bahasa pemrograman yang memang harus kita hapal. Kita tentu tidak perlu membuka laman dokumentasi resmi PHP semata-mata karena kita lupa delimiter <?php untuk membuat blok PHP yang disisipkan pada file HTML. Pun kita tidak perlu googling sekadar untuk mengetahui cara menampilkan string di PHP dengan echo.

Bagian-bagian ini sudah seharusnya diingat para pembelajar PHP. Namun, secara keseluruhan, bahasa pemrograman bukanlah untuk dihapalkan, tapi dipahami.

Seorang programer PHP tidak perlu khawatir seandainya ia lupa membedakan antara fungsi implode dan explode. Ia lebih patut merasakan kecemasan jika tidak tahu cara menggunakannya.

Inti dari semua bahasa pemrograman adalah bagaimana memecahkan masalah dalam memberikan instruksi kepada komputer dengan cara paling efektif. Selama hal itu bisa dilakukan, maka menghapal ribuan fungsi menjadi tidak penting.

Pekerjaan programer adalah membuat program, bukan melakukan tugas yang sudah seharusnya diserahkan kepada buku, kamus, atau ensiklopedi.

Demikian beberapa kiat sederhana cara belajar pemrogaman yang dapat saya bagikan kepada para pembaca. Semoga bermanfaat.